Bupati PALI Terima Aspirasi dan Tuntutan Masyarakat, Demo 4 September Resmi di Batalkan

Daerah303 Dilihat

SumselGo,PALI – Beberapa hari terakhir, masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) ramai memperbincangkan rencana aksi damai yang digagas oleh Fakar Lematang. Aksi itu dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 4 September 2025, dengan agenda di lima titik aksi. Tujuannya, menyampaikan berbagai aspirasi masyarakat kepada pemerintah daerah.

Rencana aksi tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Fakar Lematang Kabupaten PALI, Aka Choliq Darlin. Ia menyebut aksi damai itu disiapkan untuk menyalurkan suara masyarakat agar pemerintah lebih terbuka terhadap kritik maupun saran. Namun, sebelum aksi berlangsung, langkah berbeda justru terjadi.

Pada Selasa (2/9/2025), bertempat di kantor bupati KM 10, digelar audiensi terbuka antara ketua Fakar Lematang dengan Bupati PALI Asgianto, ST., bersama unsur Forkopimda. Hadir dalam kesempatan itu Kapolres PALI, Kajari, Ketua DPRD, Dandim, serta Ketua MUI Kabupaten PALI.

Dalam siaran persnya, Bupati Asgianto menyampaikan bahwa dirinya telah menerima langsung aspirasi masyarakat yang dibawa oleh Ketua Fakar Lematang. Menurutnya, komunikasi yang terjalin dengan baik menjadi kunci sehingga rencana aksi akhirnya dibatalkan.

“Alhamdulillah, hari ini kita sudah berdialog dengan terbuka. Aspirasi dan tuntutan masyarakat sudah langsung disampaikan kepada saya. Karena itu, dengan kebesaran hati, rencana demonstrasi yang sedianya akan dilakukan pada 4 September resmi dibatalkan,” jelas Bupati.

Lebih lanjut, Bupati Asgianto menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama jajaran Forkopimda yang telah ikut berperan menjaga suasana tetap kondusif. “Kabupaten PALI sedang berbenah. Mari kita jaga kondusifitas ini agar pembangunan bisa berjalan lancar dan PALI mampu berakselerasi ke depan,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Fakar Lematang, Aka Choliq Darlin, mengakui bahwa pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah tuntutan untuk aksi 4 September. Namun, ia menghargai sikap terbuka Bupati yang lebih dahulu mengundang untuk audiensi.

“Tujuan kami adalah menyampaikan aspirasi masyarakat. Aksi damai itu sebenarnya kami rancang agar pemerintah mau menerima kritik dan saran secara terbuka. Tetapi langkah Pak Bupati cukup bijaksana, beliau mengundang kami lebih awal untuk berdialog. Jadi, tuntutan masyarakat tetap tersampaikan tanpa harus ada demonstrasi,” tegasnya.

Aka Choliq menambahkan, pihaknya mengapresiasi langkah ini sebagai wujud kematangan demokrasi di daerah. Menurutnya, komunikasi langsung antara pemerintah dengan masyarakat adalah hal yang harus terus dibangun. “Kami berterima kasih karena narasi PALI kondusif terus digelorakan. Semoga komunikasi seperti ini menjadi budaya ke depan,” ujarnya.

Dengan adanya kesepakatan ini, rencana aksi damai pada 4 September resmi dibatalkan. Pemerintah daerah dan masyarakat sepakat untuk menjaga stabilitas serta bersama-sama mendorong kemajuan Kabupaten PALI.(Shy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *