Cari Cuan Dari Belatung Maggot, Didik Sebut Sampah Menjadi Sumber Pakan

Daerah74 Dilihat

Prabumulih,- Maggot adalah larva yang kerap kali diasosiasikan dengan lalat, dan tahap ini menjadi kunci dalam siklus hidup serangga metamorfosis sempurna. Maggot adalah agen pengurai yang efektif, berperan dalam mengurai materi organik yang sudah mati, seperti bangkai hewan dan sisa-sisa tumbuhan.

Meski terlihat menakutkan, nyatanya maggot memiliki banyak peran penting. Maggot memiliki peran penting sebagai alternatif pakan yang kaya nutrisi untuk ternak. Maggot tidak hanya membantu mengelola limbah organik, tetapi juga menghasilkan produk sampingan berupa pupa yang dapat dimanfaatkan dalam industri pakan ternak dari telur jenis lalat BSF.

Selain itu, budidaya maggot adalah solusi untuk mengurangi dampak lingkungan dari limbah organik. Dengan memahami manfaat maggot dan merancang budidaya yang tepat, kita dapat memaksimalkan potensi serangga ini dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan keberlanjutan sumber daya pangan.

Seperti yang dilakukan Didik (47) warga Desa Makartitama Kecamatan Penijauan Kabuaten Ogan Komering Ulu (OKU), yang berhasil membudidaya larva atau ulat maggot sebagai pengahisilan tambahan. Pria yang berprofesi sehari-hari sebagai petani ini berhasil mengembangkan budidaya maggot sejak dua tahun terakhir.

Dengan peran serta PT Pertamina EP Zona 4, sebagai binaan, Didik mengungkapkan selain menambah penghasilan, budidaya maggotjuga dapat mengurasi sampah organik yang dapat mencemari udara, serta terutama pada hasil budidaya tersebut untuk pakan tambahan pada ternak.

“Keuntungan yang paling terliat adalah lingkungan yang terlihat bersih darisampah organik dan bau. Kedua yakni untuk sebagai pupuk organik, dimana diperoleh dari hasil kotoran dari maggot tersebut. Sedangkan untuk maggot sendiri dapat dijual secara langsung ataupun melalui proses lebih lanjut,” Ungkapnya.

Sedangkan untuk proses menghasilkan produk lain, lanjut Didik, ada yang berupa pur atau pelet, maggot sangrai, dan maggot cair. Sedangkan untuk siklus panen larva maggot tersebut selama 15 hari.

“Kalau untuk maggot hidup biasanya untuk pakan budidya lele, kalau untuk olahan lainnya bisa menjadi pur atau pelet, maggot sangrai dan cairan maggot. Dan untuk pemasaran, kita jual ketetangga dan lingkungansekitar yang tentu dapat mendapat penghasilan skitar Rp 200-300 per 15 hari,” Jelasnya.

Secara umum, diungkapkan Didik, maggot yang berperan dalam ekosistem dengan membantu dalam proses penguraian materi organik yang sudah mati. Tentunya kendala yang paling nampak adalah kurangnya sampah organik.

“Kalau saat ini sampah organik atau pakan dari maggot itu sendiri yang sulit. Karena tidak setiap saat ada sampah organik yang didapat. Kalau untuk tempat kita mendapat bantuan gedung dari Pt Pertamina EP Zona 4,” Jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *