RSUD H. Anwar Mahakil Diduga Langgar Etika Profesi: Pasien Diabaikan, Diejek, Tak Diberi Tindakan

Daerah20 Dilihat

PALI, Sumselgo – Layanan kesehatan yang seharusnya menjadi garda depan penyelamat nyawa justru berubah menjadi sumber luka baru bagi masyarakat. RSUD H. Anwar Mahakil kembali menuai kecaman setelah seorang pasien yang masuk ke IGD dalam kondisi kesakitan mengaku diabaikan, bahkan menerima perlakuan tidak etis dari tenaga medis.

Adel, pasien sekaligus anggota Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten PALI, menyampaikan bahwa ia datang ke IGD pada pukul 20.00 WIB dalam kondisi nyeri hebat. Namun yang ia terima bukanlah tindakan medis cepat, melainkan penantian panjang hingga hampir satu jam. Pemeriksaan medis pun disebut hanya dilakukan secara dangkal, tanpa alat bantu seperti USG, bahkan tanpa empati.

Yang lebih mengejutkan, dokter jaga yang diketahui bernama dr. Fadli, justru menyampaikan komentar yang dinilai menghina kondisi pasien. Dengan nada mengejek, dr. Fadli mengatakan:

“Kalau sakit nian, pasti pingsan.”

Pernyataan tersebut jelas menyakiti hati pasien dan mencerminkan minimnya empati serta profesionalisme dari seorang tenaga medis. Bukankah tugas dokter adalah merespons keluhan pasien dengan serius, bukan menghakimi atau meremehkan?

Ketua IWO PALI, Mang Dede, yang turut mendampingi korban, menyayangkan kejadian tersebut. Ia menilai apa yang dialami Adel bukan hanya bentuk kelalaian, melainkan juga penghinaan terhadap hak pasien dan standar etika profesi kedokteran.

“Ini bukan hanya masalah prosedur medis, tapi sudah menyentuh aspek moral dan kemanusiaan. Seorang pasien dalam kondisi kesakitan malah diejek. Kalau tidak ada tekanan dari saya, mungkin tidak akan ada tindakan medis hingga sekarang,” tegas Mang Dede.

Setelah mendapat protes dari pihak IWO, barulah rumah sakit memutuskan agar pasien dirawat dan dikonsulkan ke dokter spesialis. Namun lagi-lagi, pelayanan lamban kembali terjadi: pasien belum mendapatkan ruang rawat inap hingga keesokan paginya dengan alasan ruangan penuh.

Di Mana Tanggung Jawab Etika Profesi?

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan serius:
• Apakah dokter di RSUD H. Anwar Mahakil sudah dibekali pelatihan komunikasi dan etika profesional?
• Apakah manajemen rumah sakit menilai pernyataan mengejek seperti itu sebagai sesuatu yang wajar?
• Dan lebih penting lagi, bagaimana nasib pasien lain yang tidak memiliki jaringan atau keberanian untuk bersuara?

IWO PALI menuntut agar Dinas Kesehatan Kabupaten PALI dan pihak berwenang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan dan etika tenaga medis di RSUD H. Anwar Mahakil. Pelayanan publik, terutama kesehatan, tidak boleh dijalankan dengan arogansi, apalagi dengan cemoohan terhadap penderitaan pasien.

Pelayanan yang lambat bisa membahayakan. Tapi pelayanan yang merendahkan martabat manusia jauh lebih mematikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *