SumselGo,PALI – Upaya mendorong kemandirian ekonomi di kawasan transmigrasi kembali mendapatkan perhatian serius di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Pada Senin lalu (20/10/2025), Tim Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (Undip) bersama Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia menggelar Focus Group Discussion (FGD) Konsultatif di Ruang Rapat Sekretariat Daerah Kantor Bupati PALI.
Kegiatan bertema “Kolaborasi Pengembangan Kawasan, Komoditas Unggulan, dan Kelembagaan Ekonomi Kawasan Transmigrasi Petata, PALI” ini menjadi langkah strategis dalam membangun ekosistem ekonomi desa yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.
Sebanyak 56 peserta hadir dalam forum tersebut, meliputi perangkat desa dan kecamatan, kelompok tani, koperasi desa, perwakilan warga transmigrasi, serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Ketua Tim 3 Undip, Adi Firman Ramadhan, S.E., M.Ak., menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan di Kawasan Transmigrasi Petata terbagi dalam tiga fokus utama.
“Tim 1 fokus pada evaluasi kawasan, Tim 2 meneliti pengembangan komoditas unggulan spesifik, sedangkan Tim 3 yang kami pimpin mengembangkan model kolaborasi kelembagaan ekonomi berbasis potensi lokal,” jelasnya.
FGD ini turut menghadirkan narasumber utama Dr. Dessy Adriani, S.P., M.Si., Ketua Program Studi S1 Agribisnis Universitas Sriwijaya (Unsri), yang memaparkan arah pengembangan agribisnis kawasan transmigrasi sesuai potensi daerah.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, memberikan apresiasi sekaligus dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut.
“Melalui forum ini, kami berharap hasil riset dan data dari Tim Undip dapat menjadi dasar penting bagi Pemerintah Kabupaten PALI dalam menyusun kebijakan pembangunan yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.
Selain memperkuat sinergi antara pemerintah daerah dan kalangan akademisi, FGD ini juga berfungsi untuk memvalidasi hasil survei lapangan serta menyerap aspirasi dari para pemangku kepentingan lokal terkait arah pengembangan Kawasan Transmigrasi Petata di masa mendatang.
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, diharapkan Kawasan Transmigrasi Petata tidak hanya menjadi kawasan permukiman baru, tetapi juga berkembang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat yang mandiri, tangguh, dan berdaya saing tinggi.(Shy)